Program SIGAPKHU, Aksi Kemendikbudristek Tingkatkan Kualitas Pendidikan Khusus
Berita Populer
- Pedoman Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2023
- Surat Edaran Sesjen Penggunaan Logo Merdeka Belajar
- Pedoman Penyelenggaraan Upacara Bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2023
- SE Sesjen tentang Penggunaan Logo Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 di Kemendikbudristek
- Pedoman Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2022
Berita Terkait
- Museum Nasional Indonesia: Proses Evakuasi Koleksi Berjalan Baik, Pemulihan Menjadi Prioritas Utama0
- Menduniakan Karya Sastra Mastera dengan Pemanfaatan Teknologi Digital 0
- KBRI Berlin Mengadakan Webinar Penyetaraan Ijazah Luar Negeri0
- Persiapan Pelaksanaan Paket Pengadaan Pra-DIPA bagi Satuan Kerja Penerima Surat Berharga Syariah Nasional (SBSN) TA 20240
- SEAMEO BIOTROP Angkat Isu Bioteknologi bersama MABIC dan ISAAA0
Jakarta, 21 September 2023 - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, membuka Webinar Program Aksi Penggerak Pendidikan Khusus (SIGAPKHU), pada Rabu (20/9). SIGAPKHU adalah salah satu langkah konkret yang dilakukan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk mencapai inklusivitas pendidikan khusus di Indonesia.
Program SIGAPKHU bertujuan meningkatkan kualitas layanan pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus melalui pemberian penghargaan dan apresiasi kepada guru-guru yang telah mendedikasikan diri mereka dalam melayani peserta didik berkebutuhan khusus. Bagi guru yang telah memenuhi kriteria dan berminat bergabung dengan program Aksi Penggerak Pendidikan Khusus ini, dapat mendaftarkan diri pada tautan sebagai berikut https://gtk.kemdikbud.go.id/hdi.
Terkait peran guru pendidikan khusus dalam program ini, Nunuk Suryani menyatakan, “Guru-guru pendidikan khusus memiliki peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan SIGAPKHU. Oleh karena itu, kami fokus pada percepatan peningkatan kualitas guru melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.”
Kegiatan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan meliputi beberapa unsur, yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif. Ketiganya bukan hanya sekadar konsep, melainkan tindakan nyata yang bertujuan untuk melahirkan guru-guru inovator yang mampu menjadi penggerak komunitas belajar guru pendidikan khusus. “Guru-guru inovator pendidikan khusus diharapkan menjadi motor penggerak perubahan positif dalam pendidikan khusus,” jelasnya.
Ada empat hal yang diharapkan melalui penyelenggaraan Program SIGAPKHU. Pertama, terjadi peningkatan jumlah guru inovatif dalam pendidikan khusus. Kedua, adanya peningkatan kualitas mutu pembelajaran pendidikan khusus. Ketiga, adanya peningkatan kemampuan guru dalam melakukan praktik baik dan inovasi pembelajaran. Keempat, SIGAPKHU dapat mendorong terciptanya komunitas belajar yang berkesinambungan di Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus, Putra Asga Elevry, menjelaskan bahwa sasaran Program SIGAPKHU adalah guru pendidikan khusus dan guru di sekolah reguler yang telah membuat video pembelajaran dengan menyertakan peserta didik penyandang disabilitas dan sudah mengunggah aksi nyata dalam bentuk video ke dalam PMM.
“Sejalan dengan semangat memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI), para guru yang lolos seleksi akan diberi apresiasi pada peringatan Hari Disabilitas Internasional,” imbuh Direktur Asga.
Sebelum menutup webinar, Dirjen Nunuk menghimbau para peserta untuk mendukung program SIGAPKHU dan menjadi bagian dari perubahan positif dalam dunia pendidikan khusus. “Saya berharap agar SIGAPKHU dapat menjadi langkah awal menuju masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan adil,” pungkasnya. (Tim DItjen GTK, Editor: Denty)
Sumber berita https://www.kemdikbud.go.id, Publisher ( Nurjolis/Andik)