Kemendikbudristek Luncurkan Ship Sumulator Buatan Vokasi, BBPPMPV BMTI dan SMK
Berita Populer
- Surat Edaran Sesjen Penggunaan Logo Merdeka Belajar
- SE Sesjen tentang Penggunaan Logo Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022 di Kemendikbudristek
- Pedoman Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) Tahun 2022
- Unit Layanan Terpadu di Kemdikbud
- Sosialisasi perubahan nama E-Office menjadi SINDE (Sistem Naskah Dinas Elektronik)
Berita Terkait
- Kemendikbudristek Bekerja Sama dengan LX International dalam Penyiapan SDM Bertalenta Digital0
- Pemerintah Ajak Masyarakat Dukung Empat Agenda Prioritas G20 Bidang Pendidikan0
- Merdeka Belajar Terus Bergerak Ciptakan Terobosan Pendidikan Indonesia0
- Kisah-Kisah Inspiratif Guru Peserta Program Organisasi Penggerak0
- Muhibah Budaya Jalur Rempah, Susuri 6 Titik Pelayaran Bersama KRI Dewaruci0
Bandung, 27 Mei 2022 --- Dalam rangka gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV-BMTI) meluncurkan ship simulator buatan dalam negeri. Alat simulasi kemudi kapal digital ini dibangun oleh tim di bawah naungan BBPPMPV-BMTI serta riset oleh sejumlah SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto menyampaikan selama ini, Indonesia selalu mengimpor ship simulator atau alat simulasi kemudi kapal digital. Untuk itu, Dirjen Wikan berharap satuan pendidikan vokasi bidang pelayaran atau kelautan dapat menggunakan ship simulator karya anak bangsa.
“Alhamdulillah, akhirnya Indonesia memiliki alat simulasi kemudi kapal sendiri yang dibangun atas kerja sama SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi yang lebih murah dibandingkan harus impor dari luar negeri,” terang Dirjen Wikan dalam memperkenalkan ship simulator karya Vokasi yang berlangsung di Bandung, pada Jumat (27/5).
Dirjen Wikan mengakui sebelumnya simulator kapal atau ship simulator diimpor dengan harga belasan miliar bahkan puluhan miliar. Menurutnya, untuk harga ship simulator impor tersebut dinilai cukup tinggi ketimbang produksi karya vokasi.
“Akhirnya kini ship simulator buatan dalam negeri kita ini dengan kinerja dan kualitas yang enggak kalah harganya lebih murah 50 persennya,” ujar Dirjen Wikan.
Namun dengan semangat link and match Merdeka Belajar dengan Kurikulum Merdeka, para pelajar dan mahasiswa vokasi berhasil melakukan riset berbasis produk yang bisa digunakan di pasar. “Ini adalah bukti keberhasilan dunia vokasi. Dengan semangat Merdeka Belajar, kita berhasil melakukan riset vokasi yang menghasilkan produk dan dapat dihilirkan ke masyarakat. Inilah budaya riset vokasi,” tutur Dirjen Wikan.
Oleh karena itu, Dirjen Wikan mengatakan ada yang salah dengan riset jika hasil risetnya tidak meluncur hingga ke pasar. “Jadi, jangan lagi hanya bikin alat untuk memuaskan diri sendiri, tidak pernah masuk pasar. Tidak terkonfirmasi pasar butuh atau tidak. Kalau butuh harganya masuk enggak. Jadi, ini adalah budaya baik, memasarkan hasil SMK, Perguruan Tinggi Vokasi, ini yang harus kita tumbuhkan,” tutur dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala BBPPMPV-BMTI Supriyono mengatakan pembangunan ship simulator ini berdasarkan peluang yang dibaca pelajar vokasi, yakni kebutuhan transportasi kelautan di Indonesia sangat besar. Supriyono berharap sekolah pelayaran atau program studi pelayaran di dalam negeri tak lagi mengimpor ship simulator luar negeri, melainkan menggunakan ship simulator buatan anak bangsa. "Ini kita kembangkan bersama lebih dari 30 SMK dan Perguruan Tinggi Vokasi," kata Supriyono.
Supriyono juga mengatakan ship simulator ini telah masuk dalam e-katalog nasional dalam arti dapat dipesan instansi yang membutuhkan. "Ini berkah untuk kita, ship (simulator) ini sudah masuk di e-katalog nasional dan Senin besok akan ada pameran serta peluncuran oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) pada 30 dan 31 Mei di Jakarta Convention Center (JCC)," tuturnya.
Supriyono berharap ship simulator ini, tak hanya memenuhi kebutuhan pendidikan, melainkan juga memenuhi kebutuhan industri. "Semoga vokasi makin jaya dan saya yakin ship simulator ini bisa memenuhi kebutuhan industri dengan kualitas yang terbaik," ujarnya.
Sumber berita https://www.kemdikbud.go.id/